Livestockreview.com, Bisnis. Berdasar evaluasi pada tahun 2012 lalu, menunjukkan bahwa produksi GPS (Great Parent Stock) ternyata telah mencapai 1,96 milyar dengan rata-rata produksi 37,7 juta per minggunya. Realisasi pada tahun 2012 itu hanya mencapai 11% jika dibandingkan dengan tahun 2011. Pada kondisi ini, yang terhimpit adalah DOC sehingga harus dipertimbangkan lagi bagaimana baiknya mengatasi situasi ini.
Pengurus NAMPA (National Meat Processor Association Indonesia), Donatus Hardano menyebutkan ada dua penyebab terjadinya gejolak harga pada ayam. Pertama, ada pada DOC yang jumlah umurnya hanya sehari sehingga jika stok berlebih akan menyebabkan harga turun, sedangkan jika stok sedang kurang harga bisa melambung tinggi. Stok yang naik turun ini juga karena ada faktor bulan baik dan bulan buruk bagi peternak.
Penyebab kedua adalah ayam hidup yang begitu dikeluarkan harus langsung dipotong dan dijual hari itu juga, sehingga strategi supply chain dan distribusi harus benar. Terkait dengan masalah ini, diperlukan suatu desain dan fasilitas khusus agar ayam dapat tetap dapat dipasarkan.
Sebenarnya masalah tersebut dapat diatasi dengan pemotongan dan disimpan dengan beku. Daging ayam beku merupakan salah satu solusi yang dapat ditawarkan saat ini. Ketika terjadi harga melambung tinggi, maka dapat frozen chicken bisa dikeluarkan agar bisa menekan harga sehingga tidak terjadi fluktuasi harga. Masalahnya adalah, apakah masyarakat sudah menerima dengan tangan terbuka, daging ayam beku tersebut?
follow our twitter: @livestockreview
sumber: 4zn1 | editor: soegiyono