Livestockreview.com, Referensi. Meski memiliki mata samping, tahukah bahwa koordinasi mata ayam ternyata tidak baik, sehingga matanya hanya berfungsi salah satu saja pada satu kesempatan.
Bandingkan jika kita mencoba menangkap kelinci. Dengan mengendap-endap, kita mengikuti gerak-gerik kelinci. Namun kelinci selalu tahu kalau diikuti. Dengan sigap langsung ia lari menjauh.
Apakah kelinci punya radar di punggungnya? Ternyata, berdasarkan penelitian, satu mata kelinci memiliki sudut pandang sekitar 180 derajad lebih sedikit. Artinya, dengan kedua matanya ia bisa melihat sekeliling tempat ia berada tanpa berpaling.
Lalu, bagaimana harus menerobos radar mata seperti itu?
Ternyata mudah saja. Kita harus meniru lalat yang bisa menclok di hidung kelinci tanpa ketahuan. Kuncinya justru mengendap-endap dari depan.
Begitulah, meski bisa melihat sekeliling, tapi karena letak mata berada di sisi kiri dan kanan kepalanya, kelinci malah tidak bisa melihat hidungnya. Melalu jalur hidung inilah lalat bisa berkelit dari pandangan mata si kelinci.
Mata di samping memang bisa memberi ruang pandang yang lebih luas. Kuda, misalnya, memiliki sudut pandang sekitar 150 derajat. Masih di bawah kelinci memang, sehingga untuk melihat tubuhnya kuda mesti menoleh terlebih dahulu. Akan tetapi, sudut pandang itu lebih lebar dibandingkan milik manusia, yang hanya 120 derajat saja.
Mata samping kalau tidak ditunjang dengan koordinasi penglihatan yang lengkap, tentu akan sia-sia belaka. Sebabnya, mata bertugas memantau dan mengirim data ke otak. Jika kedua mata tidak bisa bekerja sama dengan baik, terpaksa otak mengolah data kiriman mata secara terpisah. Inilah yang menimpa ayam. Meski matanya di samping, karena koordinasi penglihatan jelek, ayam hanya bisa memanfaatkan satu matanya sekali pandang saja.
Jadi, begitu ada betina lewat di samping kirinya, ayam jantan pun langsung mengaktifkan mata kirinya terus menerus.Maka, saat itulah, tangkap saja ayam dari sisi kanan. Begitulah kalau mau menangkap ayam. Mesti dari salah satu sisinya. Mau nyoba?
sumber: int1s4ri | editor: soegiyono
follow our twitter: @livestockreview