Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama
  • Opini

Bisnis Hewan Kurban yang Maknyusss

  • Livestock Review
  • Aug 29, 2017
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

rshTak ada lagi kejadian manusia terinjak-injak dan terluka atau meninggal antre daging kurban. Manajemen kurban kian membaik. Namun, perbaikan itu belum menyentuh masalah dasar: bisnis hewan kurban. Bisnis hewan kurban amat menarik. Keuntungannya selangit. Karena itu, momentum Idul Adha setahun sekali selalu dinanti-nantikan banyak pihak: peternak (sapi/kerbau/kambing/domba), belantik, pedagang perantara dan musiman.

ternak sapi3Galibnya dalam komoditas pangan, distribusi keuntungan bisnis hewan kurban tidak adil. Porsi keuntungan terbesar dinikmati pedagang (perantara dan musiman), belantik dan juga pejagal, bukan oleh peternak. Ini terkait mata rantai pasokan ternak yang panjang dari peternak ke konsumen, sehingga transparansi harga, cara bayar, kualitas, dan risiko usaha tak diketahui peternak. Pendek kata, sistem distribusi hewan kurban masih jauh dari efisien.

Ini semua tidak bisa dilepaskan dari karakteristik bisnis hewan kurban. Pertama, konsumen hewan kurban umumnya orang awam. Mereka tidak memiliki “ilmu” menaksir berat badan dan karkas (daging) ternak hidup. Sebaliknya, ilmu taksir-menaksir menjadi makanan sehari-hari pejagal, belantik, dan pedagang. Ke-awam-an konsumen ini mudah “dieksploitasi” penjual. Bentuknya macam-macam, yang paling sering tentu eksploitasi harga.

Kedua, bisnis hewan kurban tidak mengenal hukum supply-demand. Penjual akan menawarkan harga hewan kurban setinggi-tingginya kepada pembeli. Penjual sadar para pembeli selain “awam”, mereka “orang-orang mampu” dan berdaya beli tinggi. Hampir pasti konsumen membeli, tidak mungkin menangguhkan berkurban tahun depan.

Jika harga tidak terjangkau, konsumen akan mengalihkannya kepada ternak yang lebih murah. Selain itu, transaksi jual-beli hewan kurban terjadi dalam kurun waktu pendek. Ini membuat penjual dalam posisi tawar tinggi. Penjual memiliki kekuatan besar untuk mempermainkan harga.

Karena karakteristik itu, harga daging (baca: hewan kurban) saat Idul Adha dipastikan lebih mahal ketimbang menjelang atau saat Idul Fitri. Anehnya, meskipun harga melambung, pemerintah tak sibuk seperti menghadapi Idul Fitri. Saat Idul Fitri, kenaikan harga daging membuat pemerintah panik. Agar tidak berdampak besar pada inflasi, pemerintah menggelar operasi pasar.

Barangkali penyebab utamanya adalah pembeli hewan kurban orang-orang mampu. Sebaliknya, menjelang dan saat Idul Fitri seolah-olah ada keharusan bagi semua keluarga, tak terkecuali yang miskin, untuk menyediakan masakan berkomponen daging.

Harga ternak hidup dan daging sapi seperti layaknya tanah, dari tahun ke tahun selalu naik. Penyebab utamanya karena daging sapi memiliki elastisitas pendapatan di atas satu. Artinya, jika pendapatan meningkat, konsumsi daging ikut meningkat.

Bagaimana agar kenaikan harga daging berlangsung normatif, khususnya di Idul Fitri dan Idul Adha sehingga ekonomi tidak terganggu inflasi dan peternak bisa menikmati margin keuntungan adil?

Pertama, mengedukasi konsumen ihwal kualitas hewan kurban yang hendak dibeli. Konsumen bisa mengajak mereka yang mengerti ilmu hewan ternak saat membeli. Jika ini tidak mungkin dilakukan, transaksi jual-beli harus didasarkan timbangan berat badan hewan kurban. Cara ini akan menutup peluang pedagang mengeksploitasi konsumen karena pembelian tidak lagi berdasarkan taksiran. Ini sepele, tetapi bukan pekerjaan mudah. Para pedagang biasanya, sengaja atau tidak, tidak menyediakan timbangan di tempat berjualan.

Kedua, mengatur bisnis hewan kurban. Pengaturan ini dilakukan dengan cara mengharuskan penjual hewan kurban menempatkan jualannya di lokasi yang layak tidak ubahnya kandang. Bukan dibiarkan tersengat panas matahari dan terpapar hujan seperti selama ini. Pakan juga harus terjamin. Dengan cara itu, hewan kurban akan diperlakukan dengan baik, produktivitas daging tetap terjaga dan manfaat buat mustahik semakin besar.

sumber: geo | editor: sitoresmi fauzi

follow our official twitter: @livestockreview  |  follow our official instagram: livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Yuk Simak Manajemen Penyimpanan Bahan Baku Pakan (Bag IV-TAMAT)

  • Livestock Review
  • Jan 30, 2014
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Pameran ILDEX INDONESIA 2017: Unik & Komprehensif

  • Livestock Review
  • Oct 19, 2017
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama
  • news

Membangun Kandang Tertutup (Closed House) Ayam Broiler

  • Dec 7, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama
  • news

Berkelit dari Penyakit Necrotic Enteritis (NE) pada Unggas

  • Dec 6, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Kenali Titik Kritis Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler di Masa Brooding

  • Dec 4, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Sukses Selenggarakan ‘the 10th International Seminar on Tropical Animal Production (ISTAP X) 2023’

  • Nov 13, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Antisipasi Cekaman Panas di Budidaya Ayam Broiler

  • Nov 9, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    • news
    Membangun Kandang Tertutup (Closed House) Ayam Broiler
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    • news
    Berkelit dari Penyakit Necrotic Enteritis (NE) pada Unggas
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Kenali Titik Kritis Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler di Masa Brooding
  • 4
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Antisipasi Cekaman Panas di Budidaya Ayam Broiler
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    • news
    Identifikasi Penyakit-penyakit di Masa Brooding Ayam Broiler
 

Instagram

Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.