Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Apa dan Bagaimana Coronavirus

  • Livestock Review
  • Feb 8, 2020
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran genom yang cukup besar (33,5 kb), mempunyai genom tidak bersegmen, beruntai positif. Sifat genom ini membuatnya mudah dalam mengakomodasi dan memodifikasi gen. Virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan, pencernaan dan sistem saraf pusat pada hewan dan manusia.

Nah munculnya beberapa coronavirus patogen pada hewan menunjukkan bahwa virus ini memiliki kemampuan dalam menginfeksi dan teradaptasi secara transspesies. Coronavirus termasuk ke dalam family Coronaviridae dari subfamily Orthocoronavirinae. Terdapat empat genus di dalam subfamily Orthocoronavirinae di antaranya alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus dan deltacoronavirus. Alphacoronavirus dan betacoronavirus umumnya ditemukan pada mamalia, sedangkan gammacoronairus dan deltacoronavirus ditemukan dapat menginfeksi burung dan mamalia.

Genus alphacoronavirus terdiri dari virus yang ditemukan pada kelelawar, musang, mink, kucing, anjing, babi, dan manusia. Beberapa spesies coronavirus yang termasuk ke dalam genus alphacoronavirus adalah alphacoronavirus 1 (TGV, Feline coronavirus dan Canine coronavirus), Porcine epidemic diarrhea virus, Porcine respiratory coronavirus, swine acute diarrhea syndrome virus (SADV), Rhinolophus bat coronavirus HKU2, Miniopterus bat coronavirus HKU8, Miniopterus bat coronavirus 1A dan 1B; Bat Coronavirus HKU10, Human coronavirus 229E, dan Human coronavirus NL63.

Genus betacoronavirus yang terdiri dari virus subgroup A-D mampu menginfeksi manusia (seperti Middle East Respiratory Syndrome-Cov, SARS-Cov, Human coronavirus HKU1), sapi (Bovine coronavirus), babi (Porcine hemagglutinating encephalomyelitis virus), kuda (Equine coronavirus), tikus (Mouse hepatitis virus) dan kelelawar (SARS-related Rhinolophus bat coronavirus HKU3; Tylonycteris bat coronavirus HKU4; Pipistrellus bat coronavirus HKU5; Rousettus bat coronavirus HKU9). Sedangkan infectious bronchitis virus, Turkey coronavirus dan Beluga whale coronavirus termasuk dalam genus gammacoronavirus (Woo et al. 2010). Genus deltacoronavirus terdiri dari Bulbul coronavirus HKU11, Thrush coronavirus HKU12, porcine deltacoronavirus HKU15 dan Munia coronavirus HKU13

Gejala Klinis
Coronavirus mampu menimbulkan penyakit dalam bentuk yang bervariasi baik pada hewan ternak dan hewan kesayangan. Feline coronavirus (FCov) memiliki dua bentuk klinis yang berbeda pada bangsa kucing (Felidae). Canine coronavirus (CCoV) adalah alphacoronavirus yang menginfeksi bangsa Canidae yang berkaitan dengan enteric coronavirus pada kucing dan babi. Infeksi CCoV umumnya menimbulkan gejala klinis yang ringan berupa diare dan dehidrasi serta enteritis pada anak anjing dibawah umur 12 minggu. Pada beberapa kasus, CCoV dapat berakibat fatal terutama jika terjadi koinfeksi dengan penyakit virus lain seperti parvovirus.

Infeksi coronavirus pada hewan ternak seperti pada sapi disebabkan oleh bovine coronavirus (BCoV). Infeksi BCoV menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan baik pada industri sapi pedaging dan perah akibat gangguan pada sistem pernafasan dan pencernaan pada pedet dan sapi dewasa diikuti dengan penurunan produksi dan reproduksi dan Porcine Epidemic Diarrhea Virus (PEDV) menyebabkan gastroenteritis yang parah pada anak babi. Kerugian ekonomi peternak babi diakibatkan oleh tingginya morbiditas dan mortalitas oleh TGEV dan PEDV. Infectious bronchitis virus (IBV) yang termasuk ke dalam genus gammacoronavirus menjadi salah satu agen penyakit yang berpengaruh pada industri perunggasan. Infeksi IBV terutama terjadi pada saluran pernafasan, organ reproduksi dan ginjal.

Inang Virus
Coronavirus juga dapat ditemukan pada hewan liar seperti kelelawar, landak, kelinci liar dan rodensia. Kelelawar merupakan mamalia dengan kemampuan terbang yang sangat baik sehingga memiliki cakupan jarak migrasi yang lebih luas dibandingkan dengan mamalia darat. Cakupan jarak migrasi kelelawar yang jauh dihubungkan dengan kemampuannya dalam mentransmisikan berbagai penyakit di antaranya bat lyssaviruses (Rabies virus), henipaviruses (Nipah virus dan Hendra virus), CoVs (SARS-CoV, MERS-CoV, dan SADS-CoV), dan filoviruses (Marburgvirus, Ebola virus, dan Mengla virus) (Wang & Cowled. 2015).

Diversitas coronavirus sangat dihubungkan dengan keragaman spesies kelelawar. Terdapat lebih dari 1.200 spesies kelelawar di seluruh dunia yang membuat kelelawar menjadi ordo mamalia terbesar kedua setelah rodensia terhitung sekitar seperlima dari semua spesies mamalia atau mewakili 20% keragaman mamalia di seluruh dunia . Anthony et al. (2017) mengestimasi bahwa setidaknya terdapat 3.204 coronavirus pada lebih dari 102 spesies kelelawar dan beberapa di antaranya bersifat zoonosis.

Beberapa spesies coronavirus dari genus alphacoronavirus dapat ditemukan di kelelawar. Miniopterus bat coronavirus 1 (BtCoV 1) adalah alphacoronavirus pertama yang ditemukan di Hong Kong dari tiga spesies kelelawar Miniopterus yang berbeda yaitu Miniopterus magnate, Miniopterus pusillus dan Miniopterus schreibersii. Bat coronavirus HKU10 merupakan novel alphacoronavirus yang ditemukan pada surveilans tahun 2005-2010 di China. BatCoV HKU10 ditemukan pada Rousettus leschenaulti (Megachiroptera) di Guangdong dan Hipposideros Pomona (Microchiroptera) di Hong Kong.

Tidak ditemukan gejala klinis pada kelelawar yang terinfeksi virus ini, namun kelelawar Hipposideros Pomona menunjukkan berat badan yang relative lebih ringan dibandingkan dengan kelelawar yang tidak terinfeksi. BatCoV HKU10 hanya ditemukan pada sampel saluran pencernaan. Ditemukannya BatCoV HKU10 pada Rousettus leschenaulti dan Hipposideros Pomona menunjukkan bahwa coronavirus mampu bertransmisi secara efisien secara inter-spesies di antara subordo kelelawar yang berbeda.

Wabah oleh Swine acute diarrhea syndrome coronavirus (SADS-CoV) yang dianggap berasal dari spesies kelelawar Rhinolophus menjadi penyebab kematian 24.693 babi muda pada 4 peternakan babi di China (Zhou et al. 2018). Bat betacoronavirus memiliki lebih sedikit spesies inang dengan keragaman yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bat alphacoronavirus. Di antara reservoir betacoronavirus yang sebagian besar besar ditemukan mampu menginfeksi manusia, Rhinolophus spp. (R. sinicus, R. pusillus, R. macrotis, dan R. ferrumequinum), ditemukan menjadi inang utama SARS-like CoV di China.

Kemudian rentang inang SARS-like CoV meluas pada Chaerephon spp. di China dan Hipposideros serta Chaerephon spp. di Afrika (Lau et al. 2005; Li et al. 2005; Yuan et al. 2010). Beberapa bat SARS-like CoV berpotensi untuk ditransmisikan pada manusia atau hewan lain seperti musang karena dapat menggunakan reseptor seluler ACE2 pada manusia, kelelawar dan musang secara efisien.

MERS-CoV yang termasuk ke dalam Betacoronavirus memiliki kedekatan dengan Tylonycteris bat CoV HKU4 (Ty-BatCoV HKU4) pada Tylonycteris pachypus dan Pipistrellus bat CoV HKU5 (Pi-BatCoV HKU5) pada Pipistrellus abramus di Hong Kong. Memish et al. (2013) menemukan infeksi MERS-CoV pada Taphozous perforates di Saudi Arabia. Rousettus bat coronavirus HKU9 (BtCoV HKU9) pertama kali ditemukan pada R. leschenaultia di Guangdong dan pada Hipposideros sp di Yunnan. Kelelawar yang sama dapat mengalami koinfeksi dengan dua atau tiga genotype BtCoV HKU9 yang berbeda. Genotype BtCoV HKU9 pada R. leschenaultii yang bervariasi diperoleh dari hasil kejadian mutasi dan rekombinasi.

Sistem metabolisme dan kekebalan spesifik yang dimiliki oleh kelelawar memungkinkan kelelawar untuk resisten terhadap berbagai jenis virus. Selain itu, tingginya populasi kelelawar diikuti dengan behaviour yang berkelompok menjadikan kelelawar sebagai inkubator virus yang ideal untuk terjadinya koinfeksi, rekombinasi dan penularan coronavirus secara intra-spesies.

nCoV 2019
Coronavirus (CoV) menjadi virus zoonosis ketiga pada manusia yang muncul pada Desember 2019, di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Virus ini memiliki gejala klinis yang serupa dengan infeksi (SARS-CoV) dan infeksi (MERS-CoV) yaitu pneumonia termasuk demam, kesulitan bernapas, dan infiltrasi paru-paru bilateral pada kasus yang paling parah. Sequence pertama 2019-nCoV telah dipublikasi secara online setelah satu hari dikonfirmasi atas nama Dr. Yong-Zhen Zhang dan para ilmuwan di Fudan University, Shanghai.

Selanjutnya, lima sequence 2019-nCoV tambahan disimpan pada basis data GSAID pada 11 Januari dari institut di seluruh China (CDC Cina, Institut Virologi Wuhan dan Chinese Academy of Medical Sciences & Peking Union Medical College) dan memungkinkan para peneliti di seluruh dunia untuk mulai menganalisis CoV baru. Sumber 2019-nCoV masih belum diketahui dan masih dilakukan riset lebih lanjut.

Penulis: NLP Indi Dharmayanti, Peneliti Molekular Virologi, Pusat UngguIan Iptek Veteriner (PUI) Veteriner, BBLitvet, Balitbangtan, Kementan | editor: Soegiono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Suistain and Suistainability, Wajah Peternakan Indonesia Masa Depan

  • Livestock Review
  • Jan 27, 2020
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Upaya Mengembangkan Ternak Kerbau Kalimantan Selatan

  • Livestock Review
  • Feb 9, 2020
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.