Livestockreview.com, Bisnis. Direktur Budidaya Ternak Ruminansia Ditjen Peternakan Kementerian Pertanian Fauzi Luthan mengatakan realisasi impor sapi hidup selama periode Januari-Mei 2010 ke dalam negeri mencapai 222.006 ekor, atau lebih rendah dibandingkan dengan pengajuan surat persetujuan pemasukan (SPP) oleh importir sapi sebanyak 319.408 ekor.“Impor sapi ini sangat dinamis, tergantung kondisi pasar maupun permintaan di dalam negeri sehingga importir tidak selalu melakukan impor meskipun telah memegang SPP,” katanya kemarin.
Realisasi impor sapi hidup selama 5 bulan pertama 2010 tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 765.487 ekor dari SPP yang dikeluarkan sebanyak 1,12 juta ekor.
Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian Tjeppy D Soedjana mengakui penerbitan SPP yang melebihi kebutuhan impor sapi hidup yang berkisar 600.000 ekor per tahun itu diperlukan untuk menjaga stok nasional.
Saat ini, tambahnya, setiap tahun terjadi pemotongan sapi betina produktif yang mencapai lebih dari 200.000 ekor per tahun sehingga dikhawatirkan mengganggu populasi sapi di dalam negeri jika tidak diimbangi penambahan.
“Angka 1 juta tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan, tetapi realisasinya sering tidak sebanyak yang tercantum dalam SPP,” tambahnya.
Dalam 3 tahun terakhir, dia menyebutkan realiasi impor sapi hidup hanya berkisar 55%–58% dari SPP yang dikeluarkan Ditjen Peternakan. as/bo