Livestockreview.com, Berita. Peternak sapi perah berharap harga susu di tingkat industri pengolahan susu dapat ditingkatkan menjadi Rp 7.000 per liter. Saat ini, harga pembelian susu oleh industri pengolahan susu berkisar Rp 3.500 hingga Rp 3.700 per liter.
Ketua Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Jawa Barat, Dedi Setiadi, mengatakan, dari jumlah tersebut, harga susu yang diterima peternak sekitar Rp 3.000 hingga Rp 3.450 per liter. ”Petani tak memiliki daya tawar yang cukup untuk meminta kenaikan harga susu di tingkat industri pengolahan susu,”kata Dedi di Lembang, Bandung belum lama ini.
Harga Rp 3.500-Rp 3.700 per liter itu sudah bertahan sekitar dua tahun. Sebelum tahun 2005, harga masih rendah, sekitar Rp 1.900-Rp 2.100 per liter. Pada tahun 2007-2008 sempat menyentuh angka Rp 3.500-Rp 3.800 per liter.
Harga susu di tingkat industri pengolahan susu tersebut sangat rendah dibandingkan negara lain. Di Filipina, misalnya, harga dari peternak ke koperasi sekitar Rp 4.800 per liter. Di tingkat yang sama, harga di Thailand sekitar Rp 5.022 per liter, di Vietnam sekitar Rp 4.000 per liter, dan di Malaysia sekitar Rp 5.400 per liter.
Satu ekor sapi perah dapat menghasilkan susu setidaknya 10 liter per hari, dalam dua kali waktu perah, pagi dan sore. Namun, jika produksinya bagus, seekor sapi dapat menghasilkan hingga 20 liter per hari.
Sapi milik Dedi di Desa Cikahuripan, Lembang, Jabar, misalnya, dapat menghasilkan hingga 18 liter per hari. Total produksi dari 30 ekor sapi milik Deni sekitar 540 liter per hari. Dengan asumsi, susu produksi sapi milik Dedi dihargai Rp 3.000
per liter, maka setiap hari ada pemasukan kotor sebesar Rp 1,62 juta. Namun, jumlah ini belum dikurangi harga pakan sapi berupa makanan konsentrat sebanyak dua kali sehari dan rumput juga dua kali sehari. ”Kalau harga susu bisa ditingkatkan, kesejahteraan peternak juga bisa meningkat,”ujar Dedi Setiadi.
Kredit sapi perah
Terkait peningkatan kemampuan peternak sapi, KPSBU memperoleh kredit dari Bank Saudara untuk disalurkan kepada peternak sapi. Kredit dapat digunakan untuk beragam keperluan terkait usaha beternak sapi, di antaranya membeli sapi, membeli
pakan sapi, dan kebutuhan beternak sapi lain.
Kusumahadi, Wakil Pimpinan Bidang Pemasaran Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana, menyampaikan, per Desember 2010, total portofolio kredit cabang Wastukencana sebesar Rp 200 miliar. Sekitar Rp 80 miliar di antaranya merupakan kredit untuk sektor usaha kecil, mikro, dan menengah. Dari kredit yang dikucurkan untuk sektor UMKM tersebut, sekitar Rp 30 miliar di antaranya untuk usaha peternakan sapi perah dan produk turunannya.
”Kami targetkan pada tahun ini, kredit sektor UMKM bisa tumbuh Rp 30 miliar. Dengan demikian, kredit untuk usaha peternakan sapi perah dan produk turunannya turut menyumbang kenaikan kredit,” kata Kusumahadi.
sumber: kompas | editor: soegiyono