Livestockreview.com, Berita. Ketua Nasional Meat Processor Association Indonesia (NAMPA) Donatus Hartono mengungkapkan tentang permintaan daging di tingkat konsumen yang akan naik sebesar 10% menjelang lebaran.
“Biasanya, kenaikan per-mintaan terjadi saat menjelang puasa,” katanya. Kenaikan permintaan daging diperkirakan bisa mencapai antara 10% 20% ketimbang bulan bia-sanya, sedangkan saat disinggung mengenai potensi kenaikan om-zet ta-hun ini, dia mempre-diksikan naik sebesar 10% dari tahun lalu, mengingat se-lama 6 bulan pertama 2010 kenaikan sudah men-capai 5% dari pe-rio-de yang sa-ma tahun se-be-lumnya.
Hingga sekarang, pasokan daging lebih banyak ke peritel hipermarket yang mencapai 20% un-tuk semua jenis da-ging, baik itu daging sapi, daging ayam [mentah dan chicken nugget].
Dia mengakui selain me-lakukan pemasokan ke peritel, pemasokan daging ayam juga dilakukan ke restoran cepat saji.
Lebih lanjut dia me-ngatakan pasokan ke restoran cepat saji porsinya le-bih banyak dibanding-kan de-ngan ke ritel, karena harga yang ditawarkan cukup tinggi.
“Biasanya da–ging ayam dari pe-m-a-sok besar har-ganya lebih ma-hal se-hing-ga khawatir kon-sumen ku-rang me-mi-nati-nya di pe-ritel,” ujar-nya.
Selain itu, alasannya ti-dak bernafsu menambah jum-lah pasokan ke gerai ritel modern maupun ritel tradisional karena meng-hin-dari persaingan tak se-hat dengan pemasok da-ging dalam kategori peng-usa-ha kecil. “Kami tak mau menggerus mereka [pe–masok kecil],” ucap-nya.
Sementara itu, data dari Antara mencatat harga da-ging ayam di pasar tra-disional di Kota Su-ka-bu-mi Jawa Barat, meningkat 16,67% dari bulan se-be-lum-nya menjadi Rp24.000 per kilogram da-ri Rp20.000 per kg.
Kenaikan harga daging ter-sebut dipicu oleh harga ayam dari peternak yang mengalami kenaikan, yak-ni mencapai Rp16.000 per kg atau naik sekitar 25% dari harga se-be-lum-nya se-be-sar Rp12.000 per kg.
Dengan adanya ke-naikan harga ayam po-tong tersebut, me-nye-bab-kan penjualan daging ayam di pasar tradisional mengalami penurunan hingga 20%. bis/as