Livestockreview.com, News. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB). Penggulangan penyakit antraks akan dilakukan menyeluruh meliputi hewan ternak, orang, dan lingkungan.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantonodi Rumah dinas Bupati Gunungkidu, Jumat (17/1/2020). Anung Sugihantono mengatakan, dirinya mendapatkan tugas langsung dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk memastikan penanganan antraks yang dilakukan Pemkab Gunungkidul tepat. Sebab, penanganannya harus komprehensif.
Penetapan KLB didasarkan pada adanya temuan 27 warga dinyatakan positif antraks. Jumlah itu tergolong cukup banyak. “Jadi penentuan KLB apabila korbannya dua kali lipat dari sebelumnya. Nah di Gunungkidul sebelumnya tidak ada, kemudian ada lebih dari 20, makanya ini KLB,” katanya. (Baca juga: 27 Warga Gunungkidul Positif Terkena Antraks)
Anung melanjutkan, penanggulangan antraks bukan hanya secara kesehatan dalam arti orang yang terkena penyakit. Namun harus dilakukan secara keseluruhan. “Dari orang, kemudian sisi hewan, dan lingkungan,” katanya.
Dalam diskusi dengan Pemkab Gunungkidul, Anung juga sudah mendapatkan informasi penanganan antraks yang sudah dilakukan. Kemenkes akan memberikan melakukan program peningkatan pengetahuan dokter untuk mendiagnosa pasien antraks.
“Ini kami respons dan segera akan kita lakukan pelatihan. Karena tidak semua dokter menemui kasus antraks ini. Maka harus dilatih mendiagnosa lebih detail,” tutur Anung.
Yang tak kalah penting adalah memantau kesehatan hewan. Setiap ternak harus menjalani pemeriksaan kesehatan, termasuk ketika masuk rumah pemotongan hewan. Karena spora antraks mampu bertahan lama dalam segala cuaca, maka penting dilihat kandang, pakan, dan pasarnya. Setelah itu bagaimana pengolahan daging. “Warning ini bukan hanya untuk Gunungkidul, tapi juga Jatim dan Jateng yang sudah ada laporan antraks sebelumnya,” katanya.
follow our ig: www.instagram.com/livestockreview
editor: sugiono | sumber: sindo