Livestockreview.com, Berita. RPH Indonesia yang berprinsip kesrawan terus ditingkatkan angkanya. Menurut Ketua PB ISPI Rochadi Tawaf, di sela-sela Workshop “Mewujudkan Pengelolaan Rumah Potong Hewan Indonesia yang Berprinsip Kesejahteraan Hewan” yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI) dan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) di Jakarta pada 5 Juli lalu, dari total 800 RPH yang ada, hanya 25 RPH yang telah direvitalisasi untuk memiliki nomor kontrol veteriner (NKV).
“Target tahun 2012, RPH yang akan memiliki NKV dan bertaraf internasional sejumlah 150 RPH dan 11 RPH telah diaudit oleh auditor lembaga independent,” ungkap Rochadi yang telah mendeklarasikan “MASYARAKAT KESRAWAN TERNAK INDONESIA/MKTI (INDONESIAN FARM ANIMAL WELFARE SOCIETY/INDOFAST). Ia menantang para pemilik RPH untuk mengubah paradigma lama RPH yang hanya berorientasi fisik dan pelayanan jasa menjadi pusat meat business centre (MBC) yang lengkap dengan segala kesistemannya.
Dengan MBC, RPH dapat mengintegrasikan sistem agribisnis berbasis pemotongan ternak sehingga mengelolas subsistem produksi ternak, pengolahan, pasar dan subsistem pendukungnya sehingga dapat mereduksi biaya tambahan berupa transport dan operasional. Dengan hal ini, kesrawan lebih mudah dilakukan pemantauan dan lebih mudah tersosialisasikan.
follow our twitter: @livestockreview
penulis: paramita | editor: soegiyono