Livestockreview.com, Referensi. Di pasar, segmentasi konsumen antara daging lokal dan impor menunjukkan masih rendahnya daya saing sapi lokal yang belum memenuhi standar pasar modern dan industri. Di samping itu, harga daging sapi impor lebih murah dibandingkan harga daging sapi lokal karena berbagai faktor. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka peningkatan daya saing peternakan sapi dalam negeri dan peningkatan ketahanan pangan dan swasembada pangan nasional, Pemerintah telah mencanangkan program swasembada daging sapi dalam negeri mulai dari tahun 2005-2010, namun belum dapat tercapai. Oleh karena itu pada tahun 2010 pemerintah kembali mencanangkan program swasembada daging sapi pada tahun 2014. Inginnya, pada tahun 2014 indonesia sudah mampu untuk mencukupi kebutuhan daging sapi dalam negeri dari sapi lokal walaupun ada impor diperkirankan hanya sebesar 10% dari kebutuhan daging dalam negeri.
Program Swasembada Daging Sapi Tahun 2014 (PSDS-2014) merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak berbasis sumberdaya domestik khususnya ternak sapi potong. pencapaian swasembada daging sapi sudah lama didambakan oleh masyarakat agar ketergantungan terhadap impor baik sapi bakalan maupun daging makin menurun dengan mengembangkan potensi dalam negeri.
Dengan berswasembada daging sapi tersebut akan diperoleh keuntungan dan nilai tambah meliputi: peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak, penyerapan tambahan tenaga kerja baru,penghematan devisa negara, optimalisasi pemanfaatan potensi ternak sapi lokaN dan makin meningkatnya penyediaan daging sapi yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) bagi masyarakat.
Pada 2011 jumlah sapi sebanyak 15,421 juta ekor dan di 2OI2 meningkat menjadi 16.656 juta ekor sapi. Namun, berdasarkan sensus BPS tahun 20L3, populasi sapi tercatat turun menjadi 14,2 juta ekor. Kementerian Pertanian akan terus meningkatkan populasi sapi dan berupaya meminimalisir impor daging sapi dan sapi hidup hingga sebesar 10%.
Upaya peningkatan populasi sapi lokal tersebut dilaksanakan dengan memperkuat perbibitan unggul ternak, teknologi budidaya, teknologi pakan, perawatan kesehatan hewan, dan penanganan pasca panen dan veteriner.
lndonesia mempunyai peluang untuk pengembangan ternak sapi, hal ini terlihat dari potensi komparatif yang dimiliki mulai dari sumber daya alam, sumber pakan, iklim, dan topografi serta sumber daya manusia sangat mendukung untuk pengembangan ternak sapi. Di samping itu beberapa wilayah di lndonesia memiliki keunggulan lokal dalam pengembangan ternak sapi, seperti di beberapa wilayah timur (NTT, NTB, Bali dan Sulawesi).
Namun demikian, harus pula diatasi tantangan pengembangan sapi domestik, seperti teknologi budidaya yang tradisional, transportasi, system kepemilikan hewan ternak yang menyebar, dan masalah penyakit hewan.
penulis: rahmahwati | editor: sitoresmi fauzi
follow our official twitter: @livestockreview | follow our official instagram: livestockreview