Livestokreview.com, Referensi. Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pemeliharaan ayam lokal dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan serta kemandirian produksi pangan, atau bahkan menjadi komoditas ekspor, perlu beberapa strategi dapat ditempuh.
Adanya wabah avian influenza (AI) yang diduga menjadi sumber penularan penyakit ayam lokal yang dapat mengakibatkan kematian pada manusia, maka menjadi pembelajaran bahwa perlu melakukan restrukturisasi peternakan ayam lokal. Pemeliharaan ayam lokal yang tadinya umum yang dipelihara secara bebas berkeliaran,”perlu dilakukan pembatasan dipelihara secara terkurung (Dikandangkan) guna memudahkan pengawasan status kesehatannya, “kata Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang Prof Edjeng Suprijatna.
Pengawasan terhadap sumber penularan menjadi mudah dilakukan, tambahnya dengan cara melakukan desinfeksi lingkungan kandang dan vaksinasi ayam. Dengan demikian, ayam kesehatannya dapat terjaga dan diharapkan peternak dapat terhindar dari penyakit zoonosis yang berasal dari ayam.
“Dengan dikandangkan maka tingkat kematian ayam dapat ditekan dan manajemen untuk mengontrol sifat buruk ayam (mengeram dan kanibalisme) dapat dilakukan, serta kebutuhan ransum untuk pertumbuhan dan produksi telur dapat dicukupi,” jelas Suprijatna.
Dalam hal rendahnya produksi telur pada pemeliharaan ayam local, Prof Edjeng menjelaskan, hal ini disebabkan adanya sifat mengeram yang sangat kuat. Sifat ini bersifat menurun, walau dapat dihilangkan dengan cara dimandikan. Namun cara tidak efektif jika pemeliharaan ayam dalam jumlah yang banyak. “Cara yang efektif adalah dengan menghilangkan sifat mengeram tersebut secara genetis seperti yang telah dilakukan pada ayam ras,”ujarnya. Adapun untuk sifat agresif pada ayam local, sifat ini masih tinggi terutama pada ayam jantan. Sifat ini merupakan sifat alami yang pada pemeliharaan secara ekstensif.
Pada pemeliharaan secara intensif, maka akan sangat merugikan, karena akan mengakibatkan kegaduhan dalam kandang dan mengakibatkan menurunnya performa ayam. “Sifat ini harus dihilangkan, dengan cara seleksi maupun penggunaan kandang litter dan penggunaan ransum dengan serta kasar tinggi serta mengurangi kepadatan populasi dalam kandang dan membuat kandang tidak terlalu terang,”papar Edjeng sembari menambahkan, cukup dengan cahaya yang redup, pada siang hari diberi tirai.
Saran penting budidaya ayam lokal
Model pengembangan ayam lokal yang telah dilaksanakan selama ini belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sehingga ayam lokal sebagian besar masih dipelihara secara ekstensif dengan skala usaha kecil. Teknologi budidaya yang digunakan di dalam model pengembangan tersebut masih menghasilkan produktivitas yang rendah, sedangkan kelembagaan dan sarana produksi belum mendukung.
Untuk itu, Edjeng menyarankan, pengembangan peternakan ayam lokal harus merupakan usaha agribisnis. Perubahan-perubahan yang perlu dilakukan adalah peternak harus memilih usaha antara telur dan daging secara terpisah. Meningkatkan usaha dan terintregrasi.
Pemeliharaan ayam lokal sebagai penghasil daging / telur secara intensif melalui perbaikan manajemen pemeliharaan (ransum, vaksinasi, perkandangan), peningkatan skala usaha dan permodalan dapat menghasilkan tambahan pendapatan bagi peternak yang lebih besar.
Spesialisasi ini terutama dapat dilakukan di daerah sekitar kota besar, seperti saat ini sudah mulai berkembang. Tetapi untuk daerah pelosok pedesaan sistem pemeliharaan masih merupakan gabungan untuk menghasilkan telur tetas atau telur konsumsi dan ayam potongan.
follow our twitter: @livestockreview
penulis: r3ni | editor: sitoresmi fauzi