Livestockreview.com, Profil. Anda orang Palembang? Pastinya sudah akrab dengan yang namanya Malbi. Masakan khas Palembang ini berbahan baku utama produk hasil ternak, yakni daging sapi, terutama diambil dari bagian paha atau sirloin daging sapi yang dimasak menyerupai semur. Namun di Palembang, namanya bukan yang umum digunakan di banyak daerah. Namanya ya itu tadi: Malbi.
Salah satu masakan tradisional Palembang Pelembang ini menurut ahli kuliner Palembang Idham Mirwan sering disajikan pada acara adat yang istimewa, seperti saat perayaan lebaran dan resepsi pernikahan adat Palembang. “Malbi memang sejenis dengan semur,” kata Idham di sela-sela acara kenduri Semur Nusantara di Jakarta pertengahan minggu lalu. Ia menambahkan, Malbi merupakan masakan dari perpaduan tiga budaya dari tiga negara, yakni China, Arab, dan India.
“Di Palembang tidak ditemukan nama semur tapi malbi yang rasanya manis,” tambahnya. Kalau di Jakarta semur sering kali disajikan bersama ketupat, di Palembang, pendamping malbi adalah nasi minyak. “Malbi wajib dihidangkan saat pernikahan dan Lebaran. Biasanya dihidangkan dengan nasi minyak sejenis nasi kebuli.Semua bumbu Arab dan India dipakai untuk mendapatkan cita rasa yang lezat,” ulasnya.
Proses penyajiannya sangat berbeda, juga daging yang digunakan. Membuat malbi dibutuhkan daging sapi bagian paha dan sirloin agar bumbunya meresap. Untuk masak semur cukup lama, untuk hasil malbi dengan citarasa nikmat.”Lama masaknya 1,5 jam dengan jumlah daging 2 sampai 3 kilogram,” jelasnya.
penulis: ahmad marjuki | editor: ria laksmi