Livestockreview.com, Kampus. Dalam perspektif makro ekonomi, logistik pasokan jagung harus menjamin penyediaan ternak dan produk ternak kepada konsumen secara berkesinambungan, meliputi pasca panen, pergudangan, transportasi, keamanan dan kualitas produk. Untuk itu pengolahan logistik pakan harus bersifat holistik di semua sistem maupun sub sistemnya.
“Selain sistem logistik darat, tol laut merupakan sistem pengangkutan logistik kelautan yang bisa menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di nusantara. Ini akan memperlancar distribusi barang hingga ke pelosok,”kata Dr. Sahara, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB dalam Focus Group Discussion (FGD) “Peran Sistem Logistik Jagung dalam Penyediaan Bahan Baku Pakan Nasional”. Rabu (14/11) di Ruang Sidang Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB), Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Lebih lanjut Dr. Sahara menjelaskan, kebutuhan jagung yang terus meningkat dan masih tingginya ketergantungan pada impor, dikhawatirkan akan mematikan industri pakan yang berbasis jagung karena berkurangnya pasokan bahan baku. Oleh karena itu sektor hilirisasi jagung perlu didorong agar terus tumbuh. Kebijakan pemerintah, baik dalam hal pengembangan kelembagaan pertanian, penyuluhan dan aplikasi teknologi hilirisasi, dukungan sistem infrastrukstur atau transportasi, permodalan usaha kecil menengah dan regulasi memiliki peran yang penting terhadap proses hilirisasi pasokan pakan.
Ia menekankan tentang perlunya pelaksanaan cetak biru sistem logistik nasional yang harus dirumuskan dan dilaksanakan melalui kerjasama yang baik antara lembaga pemerintah dan sektor swasta di Indonesia. Kolaborasi terutama harus fokus pada peningkatan indikator kinerja logistik terkait. Sahara juga menyarankan agar pemerintah juga dapat mempromosikan peran industri logistik pihak ketiga untuk memungkinkan lebih banyak konsolidasi arus kargo.
Follow our Instagram:@livestockreview
sumber: flpi | editor: soegiyono