Livestockreview.com, Referensi. Makin menipisnya cadangan minyak dunia, memaksa manusia untuk lebih kreatif dan inovatif. Hal itu terlihat dari banyaknya temuan baru terkait energi alternatif. Tak hanya gelombang laut, angin, atau sinar matahari yang bisa dijadikan sebagai alternatif energi baru pengganti minyak dan gas, limbah pun bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi. Limbah yang paling banyak dimanfaatkan adalah kotoran ternak.
Di Indonesia, yang paling banyak dimanfaatkan adalah kotoran sapi. Kebanyakan dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk rumah tangga, seperti memasak. Kotoran sapi bisa diproses jadi gas, atau yang disebut dengan biogas. Cara memanfaatannya terbilang mudah. Biaya yang dikeluarkan untuk mengubah kotoran menjadi energi atau bahan bakar juga relatif terjangkau. Hal ini bisa menghemat pengeluaran keluarga dibandingkan jika menggunakan minyak atau gas elpiji untuk memasak.
Inilah yang sudah dirasakan keluarga Marsilam, warga Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Keluarganya bisa menghemat Rp 150 ribu per bulan sejak memakai biogas dari kotoran sapi. Keluarga Marsilam menjadi contoh dari proyek yang diadakan USAIDÃs Field Bumi Ceria dalam rangka memanfaatkan kotoran sapi menjadi bahan bakar melalui program yang mereka canangkan.
Tim dari Yayasan Field Bumi Ceria memberi bantuan berupa tenaga teknis dan uang sebesar Rp 650 ribu untuk membuat instalasi biogas murah berupa tabung biodigester yang terbuat dari plastik PE (Polythene) yang berfungsi untuk menampung gas metana yang dikeluarkan kotoran sapi, kemudian menyambungkannya melalui pipa yang disalurkan ke dapur.
Tabung biodigester tersebut berisi kotoran sapi yang telah dicampur lumpur sawah untuk mempercepat proses pembuatan gas metana. Dibutuhkan waktu 20 hari hingga bisa digunakan layaknya menggunakan kompor gas.
Selain dimanfaatkan gasnya, ampas atau sisa proses pembentukan biogas tersebut bisa digunakan untuk pupuk kompos.
Cara lain memanfaatkan kotoran sapi untuk diubah menjadi biogas bisa menggunakan reaktor biogas yang dikembangkan Andrias Wiji Setyo Pamuji.
Lulusan Teknik Kimia ITB ini mengembangkan reaktor biogas sejak 2002 dengan mengusung nama Cipta Tani Mulia Agrotechnology. Hingga sekarang, Cipta Tani Mulia Agrotechnology telah memproduksi 5.500 reaktor biogas.
Reaktor biogas ini dijual seharga Rp 2,7 juta. Namun, bagi para peternak sapi tidak usah khawatir karena PT Tirta Investama (Aqua Danone) mengucurkan bantuan dana sebesar Rp 1 juta secara cuma-cuma untuk mereka. Dan sisanya bisa dilunasi melalui Bank Syariah Mandiri dengan cara mencicil setiap bulan sebesar Rp 72 ribu saja. follow our twitter: @livestockreview
sumber: muji sasmito (suara) | editor: soegiyono