Livestockreview.com, Kampus. Sumber daya manusia (SDM) unggul di bidang peternakan berkaitan erat dengan penguasaan teknologi. Lulusan peternakan diharapkan peka dan adaptif terhadap perkembangan teknologi sehingga mampu membawa kemajuan di bidang peternakan termasuk menciptakan lapangan kerja. Terlebih di masa pandemi Covid-19 terjadi perubahan yang sangat drastis yang memerlukan sarjana peternakan yang kompeten dan terampil.
Perguruan tinggi merupakan institusi yang berperan besar dalam mencetak SDM unggul di bidang peternakan. Saat ini, pembelajaran peternakan di perguruan tinggi dikaitkan dengan dunia industri berteknologi modern sebagai penghasil pangan berkualitas tinggi, misalnya telur, daging, dan susu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Dalam memperingati 75 tahun Indonesia merdeka pada 2020 ini, Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng mengatakan, perguruan tinggi saat ini dituntut untuk bermitra dengan industri untuk mengejar gap antara dunia industri dan perguruan tinggi. Dilantiknya Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang baru merupakan momentum untuk menjawab terpenuhinya pangan bergizi yang dapat mengurangi prevalensi stunting di Indonesia.
Kejadian stunting (balita pendek) merupakan permasalahan gizi utama di Indonesia, yang tidak hanya berpotensi memengaruhi kesehatan anak, akan tetapi juga tingkat kecerdasannya. Menurut data WHO, rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia pada 2005—2017 adalah 36,4%.
Menurut data Survei Konsumsi Makanan Individu tahun 2014, anak Indonesia yang berusia 6 bulan ke atas mengonsumsi serealia sebesar 95%, angka ini sangat jauh dari konsumsi protein, buah, dan sayur. Untuk itu, pemerintah diharapkan mampu menyediakan pangan yang bergizi tinggi untuk menciptakan ketahanan pangan hingga ke tingkat keluarga yang merupakan aspek penting pencegahan stunting.
Di sinilah peran penting SDM unggul peternakan, untuk menjadi penggerak utama ekomoni pedesaan yang saat ini masih dikelola secara tradisional oleh peternak di pedesaan dengan latar belakang pendidikan rendah. Menurut data statistik ketenagakerjaan sektor pertanian, pada Agustus 2019, penduduk yang bekerja di subsektor peternakan dengan latar belakang pendidikan dasar sebanyak 3,8 juta orang, pendidikan menengah 557 ribu orang, dan pendidikan tinggi 76 ribu orang.
SDM unggul diharapkan mampu meningkatkan produktifitas peternakan dalam negeri dalam rangka memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Pemenuhan gizi bangsa berkaitan erat dengan peran bidang peternakan sebagai penyedia pangan protein hewani seperti susu, telur, dan daging.
Di sisi lain, terutama dalam situasi pandemi Covid-19 ini, sektor ekonomi yang tumbuh adalah sektor agro, yaitu sebesar 2,51% sementara sektor lainnya justru tumbuh negatif 5,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa agro merupakan penyelamat ekonomi nasional karena bersifat sumber daya lokal. Petani memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia dengan pengetahuan yang telah dipraktikkan selama bertahun-tahun untuk menghasilkan pangan berkualitas bagi masyarakat.
editor: listyawati | sumber: fapet ugm
follow our ig: www.instagram.com/livestockreview