Livestockreview.com, Kampus. Permintaan terhadap bahan pangan mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan jumlah penduduk tidak sebanding dengan pertumbuhan produksi pangan karena pertumbuhan penduduk berdasarkan deret angka sedangkan pertumbuhan produksi pngan berdasarkan deret ukur. Salah satu komoditi bahan pangan yang mengalami peningkatan yang signifkan adalah daging sapi.
Peningkatakan permintaan terhadap daging sapi disebaabkan oleh beberapa faktor dianataranya : tingginya pendapatan perkapita pependuduk, tingginya kesadaran untuk mengkonsumsi pangan yang bergizi tinggi dan tingginya permintaan terhadap daging olahan sehngga permintaan induastri pengolahan daging semakin tinggi.
Peningkatan permintaan daging sapi dalam negeri merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi usaha peternakan dalam negeri. Peluang dengan terbukanya pasar domestic yang luas sedangkan tantangannya adalah produk daging impor akan sangat mudah untuk masuk ke pasar domestic. Selama ini kebutuhan daging dalam negeri dipasok dari daging sapi lokal, daging sapi impor dan dari impor daging beku. Kebutuhan daging mengalami peningkatan dari tahun ketahun dan terjadinya perubahan pola konsumsi konsumen yang mengkonsumsi pangan olahan dengan mutu yang tinggi. Kebutuhan daging sapi saat ini adalah 484.000 ton dengan pasokan dari dalam negeri sebesar 399.320 ton atau 82,5 % dari kebutuhan dan sisanya 84.740 ton atau 17,5 % dipenuhi dari impor.
Tingginya permintaan daging sapi tidak berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan peternak bahkan harga sapi ditingkat peternak sering mengalami penurunan hal ini disebabkan daya saing daging sapi dalam negeri masih rendah. Daging sapi dalam negeri hanya dipasarkan di pasar-pasar tradisional sedangkan untuk pasar modern dan industri pengolahan, berasal dari daging impor. Rendahnya daya saing daging sapi lokal dapat dilihat dari mutu dan standar daging sapi lokal yang belum memenuhi standar pasar modern dan industri, disamping itu harga daging sapi impor lebih kompetitif dibandingkan harga daging sapi lokal.
Berkaitan dengan hal tersebut dalam rangka peningkatan daya saing peternakan sapi dalam negeri dan peningkatan ketahanan pangan dan swasembada pangan nasional, pemerintah telah mencanangkan program swasembada daging sapi dalam negeri mulai dari tahun 2005-2010, namun belum dapat tercapai oleh karena itu pada tahun 2010 pemerintah kembali mencnangkan program swasembada gaging sapi pada tahun 2014.
Diperkirakan pada tahun 2014 Indonesia sudah mampu untuk mencukupi kebutuhan daging sapi dalam negeri dari sapi lokal walaupun ada impor diperkirankan hanya sebesar 10 % saja dari kebutuhan daging dalam negeri. Indonesia mempunyai peluang untuk pengembangan ternak sapi, hal ini terlihat dari potensi komparatif yang dimiliki mulai dari sumber daya alam, sumber pakan, iklim, dan topografi serta sumber daya manusia sangat mendukung untuk pengembangan ternak sapi.
Di samping itu beberapa wilayah di Indonesia memiliki keunggulan lokal dalam pengembangan ternak sapi, seperti di beberapa wilayah timur (NTT, NTB, Bali dan Sulawesi). (BERSAMBUNG)
Jusriadi, Mahasiswa Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin Makassar
Finalis pada Call For Policy Paper dalam Temu Ilmiah Mahasiswa Peternakan Indonesia oleh ISMAPETI, di Bengkulu, 7-12 Nopember2013 | editor: sitoresmi fauzi
follow our official twitter: @livestockreview | follow our official instagram: livestockreview